Skip to main content

Acara Praktikum GIS : Kedalaman Teluk Awur Jepara

 

Assalamu’alaikum...
Teman-teman praktikan Mata Kuliah RS/GIS FPIK Unsoed 2015/2016 ini adalah acara praktikum GIS yang terakhir yaitu melayoutkan hasil pengukuran kedalaman di Teluk Awur, Jepara...
Pada tulisan ini saya akan memberikan tutorial bagaimana memproses data kedalaman hasil praktikum GIS yang sudah sama-sama kita lakukan di Teluk Awur, Jepara untuk di layoutkan di peta.
Kenapa lewat blog saya karena agar lebih efisienkan waktu dan supaya kalian bisa mempelajarinya sendiri di rumah, setuju lah ya.
Setelah kalian membaca tutorial ini, saya minta untuk di praktekkan juga lalu dibuat laporan dan nanti dikumpulkan terakhir tanggal 9 Juni 2016 dan laporan ini bersifat pribadi saja biar ndak repot. Gampang kok.
Sebelum mulai tutorialnya, silahkan kalian sadap dulu  materi dan bahannya:
5. Laptop
Langsung saja kita mulai ya.
A. Georeferencing dan membuat peta dasar
1. Buka Global Mapper => Open Your Own Data Files => Jun02&40.JPG.
2. Kemudian muncul skript, Would you like to manually rectify the image...? => Pilih “Yes”
3. Mulai “Georeferencing” Titik A, B, C dan D.
Sebelum memulai “Georeferencing” kalian harus mengkonversi terlebih dahulu DMS ke Derajat Desimal menggunakan rumus ini (klik disini).
Titik A : (110038’14” E, 6037’43” S)  => (110.63720, -6.62860)
Titik B : (110038’14” E, 6037’38” S)  => (110.63720, -6.62720)
Titik C : (110038’18” E, 6037’43” S)  => (110.63830, -6.62860)
Titik D : (110038’18” E , 6037’38” S) =>(110.63830, -6.62720)

Klik titik “A” dan masukkan nilai hasil konversi titik “A” tersebut ke X dan Y => “Add Point to List”.



Ulangi langkah ini ke 4 titik A, B, C dan D => Setelah selesai kemudian pilih “OK”.

4. Selanjutnya kita akan membuat peta dasar dari peta yang telah tergeoreferensi. Caranya : Pilih “Create New Area Feature” => Digitasi garis pantai peta tersebut.


5. Jika Sudah selesai digitasi maka klik kanan pada mouse. Kemudian isikan seperti dibawah ini.

6. Export dengan cara Klik “Configuration pada Tab Menu” => Pilih Area saja => OK.

7. Kemudian Pilih “File” => “Export” => “Export Vector Format” => “Surfer BLN” => beri nama “peta dasar Teluk Awur”.


B. Digitasi Garis Pantai

1. Pilih “Create New Line Feature” => Mulai digitasi garis pantai dengan cara klik kiri pada mouse => Setelah selesai klik kanan => Klik “OK”



2. Export dengan cara Klik “Configuration pada Tab Menu” => Pilih Line saja => OK.
3. Kemudian Pilih “File” => “Export” => “Export Vector Format” => “CSV” => beri nama “Garis Pantai Teluk Awur”.
 

4. Buka File CSVnya kemudian aturlah seperti ini dan untuk Z adalah 0 karena pantai 0 diatas permukaan laut. 


5. Kemudian Save as => Garis Pentai Teluk Awur.xlsx



C. Digitasi Kedalaman

1. Pilih “Create New Point/Text Feature” => Klik di Tiang Pancang I Stasiun 1 => Masukkan nilai Kedalaman rata-rata titik tersebut => Klik “OK”. 


2. Ulangi ketitik pancang 2 dan 3 sampai stasiun ke 12.
3.  Export dengan cara Klik “Configuration pada Tab Menu” => Pilih point saja => OK. Kemudian Pilih “File” => “Export” => “Export Vector Format” => “CSV” => beri nama “Kedalaman Teluk Awur”.
4. Kemudian buka file “Kedalaman Teluk Awur.CSV” tersebut => Kemudian kalian nilai kedalaman tersebut menjadi negatif => Save as menjadi “Kedalaman Teluk Awur.xlsx”.
5. Digitasi kedalaman selesai.



E. Penggabungan garis pantai dan kedalaman 


1. Buka “garis pantai teluk awur.xlsx” dan”kedalaman teluk awur.xlxs” kemudian kedua data tersebut digabungkan. 
2. Buka Surfer => Grid => Data => pilih data gabungan tersebut => OK.

3. Buka “Surfer” => “New Base Map” => Masukkan file “Peta dasar.BLN”.
4. Pilih “New Countour Map” => Masukkan File excel hasil grid “Gabungan.GRD”.
5. Pilih “New 3D Wirdframe dan New 3D Surface”.




6. Selesai.


Pengumuman !!!
1. Tutorial dan Hasil dikirimkan ke E-mail saya Azizmukhsin@yahoo.co.id terakhir Kamis, Tanggal 9 juni 2016.
2. Jika masih ada yang belum faham silahkan komen dibawah ini.
3. Kerjakan sendiri pasti dapat nilai + dan sebaliknya tidak ada nilai bagi yang tidak mengerjakan sendiri.

Tambahan !!!
1. Format Laporan Praktikum Arus Geostropik dan SSH
2. Format  Laporan Praktikum Terumbu Karang
3. Format Laporan Praktikum Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a

Dikumpulkan Kamis, 9 Juni 2016 ke Email asisten masing-masing.

Terima kasih.
Assalamu’alaikum wr wb. 

Comments

  1. kak mau tanya kok itu materi dan bahan yang nomer 1 & 2 kok sama ya? yg data kedalaman fixed sama peta dasar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah saya perbaiki... Silahkan di Download...

      Delete
  2. kak maksudnya yang georeferencing step nomor 3konversi ke derajat desimal maksudnya gmn ya? udah download rumusnya tapi gak paham kak. Terus pas masukin titik koordinat A B C D malah ke replace gitu datanya. gimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nilai Titik A, B, C dan D Itu sudah ada nilainya di bawahnya...
      Kalian tinggal masukkan nilai yang berbentuk desimal tersebut ke global mapper saat proses georeferencing...
      Titik A, B, C dan D sudah aku kasih tanda di petanya, silahkan dicari sendiri ya...

      Delete
  3. Mantaap..ternyata GIS juga bisa mengukur kedalaman..baru tau saya..jika ada yang lain mengenai GIS segera publish kembali Gan...

    jangan lupa kunjungi website kampus saya :http://www.atmaluhur.ac.id/ dan
    website saya : https://harmoko.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/

    terimakasih ???

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

11 Instansi Pemerintah yang Menerima Magang Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Assalamualaikum Kerja praktek adalah salah satu rangkaian dari tugas akhir (TA), kerja praktek ini biasa dilakukan pada mahasiswa semester 5 ke atas, khususnya untuk mahasiswa eksakta seperti perikanan dan kelautan kerja praktek adalah prasyarat untuk mengambil seminar penelitian dan skripsi. Berikut 11 instansi-instansi pemerintah yang menerima mahasiswa perikanan dan kelautan untuk magang, kerja praktek dan penelitian. Bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA LAPAN) Tema: 1. Pesisir dan Laut (Pulau Kecil Terluar, Mangrove dan Terumbu Karang), 2. Perikanan (Zona Potensial Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a). Alamat: Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. (021) 8710065 Fax. (021)8722733 Website: http://pusfatja.lapan.go.id/ 2. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Tema: 1. Pasang Surut, 2. Suhu Permukaan laut, 3. Peta Daerah penangkapan Ik

Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis 10

Assalamualaikum... Setelah melihat beberapa kali seminar proposal, ada satu hal yang membuat saya merasa ada sesuatu yang kurang dari proposal penelitian-penelitian itu, padahal saya belum seminar proposal. hehe. Langsung saja ya, sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu PETA LOKASI PENELITIAN... Peta yang dibuat dan digunakan pada proposal penelitian menurut saya belum standar, KENAPA ? Karena syarat-syarat peta di Proposal Penelitian tersebut tidak terpenuhi, contohnya tidak ada arah mata angin, keterangan titik penelitian, graticul dan lain lain... contoh petanya kaya gini. PETA LOKASI PENELITIAN     Dari contoh gambar diatas, kemudian pasti kita akan bertanya-tanya, contoh pertanyaan yang simple saja lah, lokasi penelitiannya pada derajat berapa ya ? hehe...  Nah, maka dari itu kemudian saya tertarik untuk menulis tentang Cara Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis. Tulisan saya kali ini, InsyaAllah akan lebih ke Tutorial bagaimana cara pembuatan

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

PENDAHULUAN Konsep ekosistem merupakan suatu konsep yang kompleks, karena di dalamnya terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya, yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis, menggunakan energi matahari dengan cara mengkonsumsi produsen (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai makana. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas organic yang sangat tinggi (Burke et al, 2002). Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Di tengah samudra yang miskin bisa terdapat pulau karang yang produktif hingga kadang-kadang terumbu ka