Skip to main content

Fungsi Negatif Positif Gastropoda di Terumbu Karang


Oleh : Aziz Mukhsin (Ilmu Kelautan UNSOED '11)

Pada umumnya Gastropoda hidup di laut, meskipun banyak juga yang ditemukan di perairan tawar dan di daratan. Hewan ini terbanyak hidup diperairan laut dangkal, mulai dari daerah pasang surut hingga ke perairan neritik sampai kedalaman 200 m. Gastropoda banyak menempati daerah terumbu karang, sebagian membenamkan diri dalam sedimen, beberapa dapat dijumpai menempel pada tumbuhan laut seperti mangrove, lamun dan alga. Terumbu karang (Coral reef) merupakan masyarakat organisme yang hidup didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut.
Sedangkan organisme–organisme yang dominan hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur, dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung kapur. Berkaitan dengan terumbu karang diatas dibedakan antara binatang karang atau karang (reef coral) sebagai individu organisme atau komponen dari masyarakat dan terumbu karang (coral reef) sebagai suatu ekosistem. Terumbu karang merupakan endapan massif (deposit) padat kalsium (CaCo3) yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit tambahan dari alga berkapur (Calcareous algae) dan organisme-organisme lain yang mensekresikan kalsium karbonat (CaCo3). Organisme yang berasosiasi dengan terumbu karang biasanya biota yang bercangkang dengan kandungan CaCo3 yang tinggi seperti gastropoda dan crustacea. 

Fungsi Negatif

Gastropoda memiliki hubungan dengan ekosistem terumbu karang yaitu sebagai kanibalisne, parasitisme, dan interaksi positif mutualisme, selain itu gastropoda asosiasi terumbu karang juga memiliki manfaat positif bagi manusia. Moluska menyumbangkan cukup banyak kapur kepada ekosistem terumbu karang yang merupakan penyumbang penting terbentuknya pasir laut. Keanekaragaman moluska memainkan peranan penting di dalam jaringan makanan terumbu yang rumit ini. Sebagian dari jenis gastropoda juga menjadi predator bagi terumbu karang, yaitu dari kelompok family Architectonidae, Epitoniidae, Ovulidae, Muricidae, dan Coralliophilidae. jadi dalam asosiasi gastropoda dengan terumbu karang ada yang bersifat positif dan negatif. 
  1. Beberapa kasus negatif dari asosiasi gastropoda dengan terumbu karang yaitu gastropoda sebagai predator terumbu karang. Gastropoda jenis Cyphoma gibbosum merupakan predator utama karang Gorgonian. Dengan jumlah yang melimpah Cyphoma gibbosum dapat menyebabkan kerusakan karang Gorgonian. Biasanya gastropoda jenis ini memakan polip-polip karang, selain itu Cyphoma gibbosum juga menempel pada polip-polip karang, dalam jumlah yang banyak dapat menutupi zooxanthellae sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan karang, dan akibat parahnya karang gorgonian dapat mengalami bleaching. Meledaknya populasi Cyphoma gibbosum ini dikarenakan penangkapan predator Cyphoma gibbosum secara berlebih, misalnya ikan buntal. 
  2. Gatropoda jenis Vermetid merupakan salah satu jenis yang menghambat pertumbuhan karang. Salah satu contohnya adalah spesies Dendropoma maxima. 
  3. Kepadatan spesies Dendropoma maxima yang sangat tinggi dapat menghambat pertumbuhan karang sampai 82% dan kelangsungan hidup karang sampai 52%. Sebab penghambat pertumbuhan karang ini belum jelas diketahui, tetapi diasumsikan gastropoda Dendropoma maxima mengeluarkan lendir, dimana lendir tersebut dapat mengahmbat pertumbuhan karang. Untuk kandungan dari lendir tersebut belum diketahui. Dendropoma maxima merupakan gastropoda bersifat sesil dan cara makannya dengan mengeluarkan lendir yang mengambil makanan dari inangnya. Hal inilah yang menyebabkan Dendropoma maxima dapat menghambat pertumbuhan terumbu karang karena sebagai inangnya. P. sicula merupakan gastropod yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang. Mereka hidup menempel di percabangan karang. P. sicula ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan terumbu karang. Hal ini dikarenakan P.sicula hidup menghasilkan suatu cairan yang berdampak menimbulkan warna yang mengkilat pada terumbu karang jika adanya ancaman terhadap gastropod tersebut. Cairan tersebut berefek menutupi zooxanthela untuk melakukan fotosintesis, sehingga perkembangan terumbu karang terhambat. Jenis gastropoda ini merupakan jenis parasit dari terumbu karang. 

Fungsi Positif

Gastropoda yang berasosiasi dengan terumbu karang selain berdampak negatif juga memiliki dampak positif yaitu mempunyai senyawa bioaktif yang bermanfaat dalam bidang kesehatan. 
  1. Trochus tentorium yang merupakan gastropoda yang hidup berasosiasi dengan karang yang telah diteliti mempunyai kandungan bioaktif yang potensial. Ekstrak Trochus tentorium dilakukan dengan menggunakan 4 pelarut yaitu aseton, etil asetat, diklorometana, dan metanol. Trochus tentorium dengan pelarut aseton dapat menghambat perkembangan bakteri patogen secara maksimum. Bakteri yang merupakan patogen yang ada di manusia diantarannya Streptococcus pneumonia, Klebsiella pneumonia, E. coli, Streptococcus pnuemoniae, Staphylococcus aureus and Vibrio cholerae. Bakteri-bakteri tersebut dapat dihambat dengan hasil ekstraksi Trochus tentorium dimana hasil ekstraksi maksimal terhadap bakteri Streptococcus pneumonia. Senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh Trochus tentorium merupakan hasil dari asosiasi gastropod tersebut dengan hasil metabolit sekunder terumbu karang seperti Caldiella sp. dan Sinularia sp.

THANKS FOR READING

Comments

Popular posts from this blog

11 Instansi Pemerintah yang Menerima Magang Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Assalamualaikum Kerja praktek adalah salah satu rangkaian dari tugas akhir (TA), kerja praktek ini biasa dilakukan pada mahasiswa semester 5 ke atas, khususnya untuk mahasiswa eksakta seperti perikanan dan kelautan kerja praktek adalah prasyarat untuk mengambil seminar penelitian dan skripsi. Berikut 11 instansi-instansi pemerintah yang menerima mahasiswa perikanan dan kelautan untuk magang, kerja praktek dan penelitian. Bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA LAPAN) Tema: 1. Pesisir dan Laut (Pulau Kecil Terluar, Mangrove dan Terumbu Karang), 2. Perikanan (Zona Potensial Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a). Alamat: Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. (021) 8710065 Fax. (021)8722733 Website: http://pusfatja.lapan.go.id/ 2. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Tema: 1. Pasang Surut, 2. Suhu Permukaan laut, 3. Peta Daerah penangkapan Ik

Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis 10

Assalamualaikum... Setelah melihat beberapa kali seminar proposal, ada satu hal yang membuat saya merasa ada sesuatu yang kurang dari proposal penelitian-penelitian itu, padahal saya belum seminar proposal. hehe. Langsung saja ya, sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu PETA LOKASI PENELITIAN... Peta yang dibuat dan digunakan pada proposal penelitian menurut saya belum standar, KENAPA ? Karena syarat-syarat peta di Proposal Penelitian tersebut tidak terpenuhi, contohnya tidak ada arah mata angin, keterangan titik penelitian, graticul dan lain lain... contoh petanya kaya gini. PETA LOKASI PENELITIAN     Dari contoh gambar diatas, kemudian pasti kita akan bertanya-tanya, contoh pertanyaan yang simple saja lah, lokasi penelitiannya pada derajat berapa ya ? hehe...  Nah, maka dari itu kemudian saya tertarik untuk menulis tentang Cara Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis. Tulisan saya kali ini, InsyaAllah akan lebih ke Tutorial bagaimana cara pembuatan

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

PENDAHULUAN Konsep ekosistem merupakan suatu konsep yang kompleks, karena di dalamnya terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya, yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis, menggunakan energi matahari dengan cara mengkonsumsi produsen (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai makana. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas organic yang sangat tinggi (Burke et al, 2002). Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Di tengah samudra yang miskin bisa terdapat pulau karang yang produktif hingga kadang-kadang terumbu ka