Skip to main content

Pengertian, Contoh, Penyebab dan Akibat Coral Disease

Pengertian dan Deskripsi Coral Disease


Assalamuaaikum... Terumbu karang di daerah tropis dunia mendapatkan ancaman dari beberapa tekanan anthropogenic dan faktor alam. Seperti coral Diseases mengakibatkan kerusakan yang signifikan, efek negatif pada struktur dan penampilan karang, dan telah berkontribusi pada tidak jelasnya garis pada tutupan karang hidup dan produktivitas ekosistem terumbu karang yang dibutuhkan oleh manusia. Definisi Coral Disease adalah sebuah keadaan abnormal pada organisme yang mempengaruhi fungsi organisme, berasosiasi dengan symptom khusus dikarenakan disfungsi internal.

Infeksi disease yang disebabkan oleh agen mikroba adalah kontributor mayor untuk terumbu karang. Beberapa disease memainkan peran penting pada kontrol siklus ukuran populasi, kepadatan, dan karakteristik demografi. Disease dalam skala besar dapat merusak struktur dari komunitas terumbu karang bahkan lebih parah akan merusak fungsi terumbu karang dan produktivitas dan kepadatan dari ekosistem terumbu karang. 

Penelitian tentang penyebab disease telah berkembang saat ini khususnya dalam rangka mengidentifikasi pathogen. Paling banyak pada Coral Disease disebabkan karena infeksi salah satu jenis pathogen. Host yang paling banyak berkontribusi Microorganism dan microparasit seperti ciliata yang telah teridentifikasi sebagai agen causal.
Jenis pathogen coral reef dapat dilihat di tabel bawah ini :




Vector dan Jalur Coral Disease


Pathogen di transmisikan dari laut yang memiliki organisme (vektor) dan disease ke laut yang masih alami contohnya seperti aliran air dari darat,debu, air sampah dan ballast dari kapal. Studi mengindikasikan debu yang terbawa dari Afrika mentransport fungi menyebabkan Aspergilus pada sea fans di Carrebean. Predator membuat luka dengan karakteristik hilangnya jaringan dan dasar skleton. Butterfish sangat senang memakan jaringan dari individu polip tanpa mengelupas skeleton - lukanya dapat dilihat dengan kaca pembesar.


Penyebab Munculnya Coral Disease


Kerusakan yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik telah menyebabkan reduksi (pengurangan) luas tutupan karang. Saat ini paling banyak penularan dilakukan oleh agen bakteria dan ada yang sudah di isolasi. Pada faktanya kehilangan jaringan coral akan menyebabkan disease sehingga akan merubah rata-rata reproduksi karang, rata-rata pertumbuhan karang, struktur komunitas, keragaman spesiesdan kepadatan  pada asosiasi antar organisme. Peningkatan coral disease telah di deteksi di carrebean pada dekade terakhir, banyak argumen menyatakan bahwa penyebabnya adalah global warming dan menurut hasil survey yang dilakukan di Australia, Philiphina, East Africa, Central Pacific dicurigai bahwa penyebab utamanya adalah Infeksi. 

Apa yang menyebabkan munculnya Coral Disease ? Penelitian terbaru mengindikasikan adanya pengaruh manusia yang tidak hanya mengintroduksi pathogen baru melalui aquaculture, sungai, sampah, dan air ballast (air buangan kapal) bahkan dampak buruknya menyebabkkan peningkatan infeksi dan juga perubahan iklim. Perubahan iklim saat ini menjadi faktor yang penting bahkan beberapa ahli seperti Billy Causey berargumen peningkatan tekanan iklim menyebabkan terjangkitnya coral disease sangat parah dan tidak seperti yang mereka deteksi. Karena terumbu karang memiliki batas toleransi (18 - 30 derajat celcius).

Karang sangat terpengaruh dengan temperatur, seperti yang kita tahu 'Bleach' (hilangnya simbiosis dengan zoox) pada saat high temperatur. Temperatur yang berubah-ubah atau sering kita sebut thermal anomaly telah pada tahun 2005 mengakibatkan disease di Carrebean seperti white plague, yellow band disease, dan white patch disease. Meningkatnya temperature akan menyebabkan karang mati dan meningkatnya temperature memberikan kesempatan pada pathogen seperti virulence meningkat. Perubahan lingkungan juga menyebabkan disease karena mengubah interaksi host. 

Meningkatnya temperatur akan merubah proses biologi dasar dan psikologi dari karang, terutama kemampuan mereka melawan infeksi. Di alam, patogen akan menjadi virulen (mematikan) pada temperatur yang lebih tinggi. hal ini merupakan sebagian study karena kompleksnya karang holobiont. Hewan ini memiliki polip, algae uniselular (Zoox) dimana aktif dalam simbiosis mutualistik, dan bakteri terdapat pada permukaan mucus (SML: surface mucous layer), jaringan karang dan skeleton. 

SML karang memiliki komunitas microba yang merespon perubahan lingkungan. Mikroba yang normal di dalam SML akan melindungi karang dari serangan pathogen, dan gangguan yang masuk, mikroba ini dapat menjadi indikator disease. Introduksi secara besar-besaran dari non-indegenous pathogen terjadi karena aquakultur dan pembuangan air ballas, akan mengganggu komunitas mikroba. 

Penelitian terbaru adalah menggunakan mikrobiologi diman dapat mengetahui pathogen pada karang, dengan perkembangan moleculer dan biomedical bermanfaat untuk mengidentifikasi spesfik agen dan asalnya dan juga menentukan beberapa agen yang menyebabkan disease di karang. Ada 5 disease yang telah di dokumentasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Stress pada Coral Disease


Fakta menyebutkan bahwa tekanan lingkungan dan anthropogenic sejalan dengan coral disease dan kematian (Harvell et al. 2007) di deskripsikan di bawah ini :
Nutrien enrichment : Kelebihan nutrien, khususnya nitrogen dan senyawa karbon yang berasal dari aliran air dari darat dan air buangan dapat meningkatkan progres disease pada koloni karang. Nutrien enrichment telah di temukan di dalamnya virulance (penyakit) yang menyebabkan black band disease dan bahkan bisa saja dapat berefek kepada karang lainnya
Ocean acidification : Meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer yang di sebabkan aktifitas manusia menyebabkan pH air laut rendah, hal ini dinamakan ocean acidification. Perubahan pada senyawa kimia penyusun air laut berimbas pada pertumbuhan rata-rata dan proses kalsifikasi pada beberapa karang dan di prediksi akan menjadi penyebab yang besar terhadap meningkatnya stress pada karang di masa yang akan datang dan membuat mereka mudah terkena disease.
Algal Competetion : Beberapa bukti banyak terjadi kompetisi antara alga dan karang. Makroalga overgrowth di sebabkan overfishing pada ikan herbivora dan reduksi jumlah echinoid, dapat menindas rekruitmen karang dan beberapa bukti menyatakan bahwa makroalga memiliki disease dan menjadi penampungan disease.
Irradiance : Indikasi bahwa faktor lingkungan termasuk level irradiance dan temperatur mempunyai efek yang besar pada progres dan tranmisi disease pada karang. Boyet (2007) menyatakan bahwa irradiance yang tinggi berhubungan erat dengan naikya temperatur dan bisa menyebabkan black band disease pada staghorn coral, acropora muricata di Great Barrier Coral Reef.
Biodiversity : Jumlah karang memberikan fakta bahwa berkurangnya biodiversitas dari ekosistem cenderung meningkatkan transmisi pathogen dan diseas dan timbulnya disease karena berubahnya abundance dari host ke vektor.

Beberapa Coral Disease yang terobservasi :

1. Parrotfish
Serangan Parrotfish merusak bahkan sampai menghilangkan corralit dan juga dasar skeleton dengan cara mencungkil dan membuat guratan pada jaringan karang, Lukanya berkisar (2-50cm), Sparisoma viride adalah grazing yang dominan.

2. Hermodice carunculata (fireworm or bristle worm)

Menyebar pada jaringan karang, H. carurulata memakan kurang lebih 10 spesies sclerantinians, aktif mencari makan hanya pada malam hari akan tetapi kadang juga pada siang hari.
3. Gastropod Predation (Coralliophilia)

Coralliphila adalah genus utama sebagai predator di terumbu karang atlantik menyebabkan hilangnya jaringan dan juga luka yang sering disebut scars.
4. Gastropod Predation (Drupella)

Akibat penyebarannya jaringan mati dan gundul, luka yang dihasilkan memiliki ciri-ciri khusus pada garis dan dapat dilihat pada mucus dan jaringan. Drupella bersembunyi pada siang hari dan sberkelompok dan mencari makan pada malam hari. kulit kerang yang kosong menjadi tanda kehadirannya.
              5. Acanthaster planci (Crown-of-Thorns starfish; COTS)

Penyebarannya pada area murphous menyebabkan skeleton menjadi gundul, garis luka akibat gigitannya berbentuk scallop pada karang plate, massive atau tabular, pemangsaan umumnya terjadi pada koloni tersebut dan merusak area yang luas.
6. Sedimen Damage

Menyebar pada area amorphous (tidak dapat memantulkan cahaya) pada jaringan sekitar skeleton oleh sedimen, air yang memiliki tipe keruh dan sedimen dapat dilihat pada permukaan. ketika terakumulasi di terumbu karang yang hidup akan mengakibatkan mati dan tertumpuk di bawah skeleton.
7. Algal Overgrowth

Kolonisasi dan overgrowth pada jaringan terumbu karang hidup oleh alga akan menyebabkan karang yang di bawah akan mati dan meninggalkan skeleton, abrasi dapat menyebabkan pigmentasi akan tetapi tidak selalu terjadi.
8. Pufferfish

Multifocal (Disease fatal karena virus) akibatnya jaringan hancu, namun serangan pufferfish masih mendin dan ringan dibandingkan oleh parrotfish.
9. Damnselfish

Bentuk penyebarannya akan merusak jaringan karang dan membuat luka dengan bentuk linear, annular dan tidak beraturan dan dapat dilihat pada area tersebut, telah terobservasi pada Acropora branching.
10. Black Band Disease

Adanya garis linear yang hitam atau gelap, menyebar atau berbentuk gelang pada jaringan dengan luas 1 mm sampai 5 cm. Infeksi yang parah menggundulkan skeleton yang memiliki koloni alga dan epibion lainnya sampai saat ini, kerusakan yang di akibatkkan BBD yaitu 22 karang sclerentinan, 1 hidrozoa dan 4 Octocorals.
11. Red Band Disease

Menyebar dengan fillament band berwarna merah atau hitam dengan lebar 1mm-5cm, penyebarannya cepat dan parah mengakibatkan jaringan hilang dan alga yang menutupi skeleton menjadi gundul. Band berbentuk linier sampai annular juga tidak beraturan, biasanya menginfeksi oktokoral juka Agaricids, Meandrina dan Myceptophylia dan sklerentinan lainnya.

12. Brown Band
Coklat, linear atau annular band pada permukaan antara jaringan hidup dan jaringan yang terexpose, jaringan mati akan lebih cepat terjadi pada koral branching.

13. White Band Disease
Disease dikarakteristikkan dengan garis linear, mempunyai ciri-ciri band jaringan yang hilang 2-10 cm yang mana membatasi dengan batang, Band membatasi jaringan sehat dan penyebarannya sangat cepat, telah terobservasi pada Acropora.

14. White Syndrome

Area penyebaran di jaringan akan terjadi kegundulan tidak terlihat band antara jaringan yang sehat dan jaringan yang terexpose.

15. Aspergillosis

Menyebar dengan luka yang bervariasi yang terdistribusikan oleh sea fan yang di temukan di jaringan atau skeleton, Jaringan melingkupi luka menjadi hitam-ungu (respon pigmentasi) mengakibatkan coloni memperoduksi warna ungu dekat dengan luka yang mana dapat menghambat fungi atau epibiont lainnya menginfeksi jaringan yang lain. Luka sebenarnya dihasilkan oleh predasi (flamingo tongue, fireworm) biasanya tidak terlihat ungu akan tetapi hitam coklat. Hanya menginfeksi oktokoral, antara lain : Gorgonia, Pseudophterogorgia, plexaura, plexaurella.

16. Bleaching

Focal (parah) atau area penyebarannya pada jaringan yang tidak berwarna, mengurangi atau mereduksi jumlah endosimbiont (Zoox) dari jaringan karang, sebenarnya jaringan karang masih ada akan tetapi berkurangnya atau tidak adanya pigmentasi, jaringan yang bleching dapat dilihat dengan bentuk tidak teratur karena jaringan yang hilang.

17. Dark Spots Disease

Focal sampai multifocal dengan luka berbentuk linear sampai tidak beraturan, berwarna ungu sampai coklat dengan diameter 1 cm - 45 cm. Dark Spot dapat menyebar secara luas setiap saat, coalesce dan berbentuk annular band, mengakibatkan jaringan karang stress dan bisa saja akan hilang pada saat tertentu, skeleton yang mendasari akan terpigmentasi warna hitam ketika jaringan sudah hilang. Dark Spots telah menginfeksi Stephanocoenia, Montastraea dan Siderastrea.

18. Yellow Band Disease
Focal, multifocal, luka menyebar dengan batas berbentuk annular sampai linear dengan warna kuning pucat yang membatasi antara jaringan yang masih sehat. Luka yang dihasilka mm-cm/bulan, sering menyerang Montastraea.


Kesimpulan


Coral disease merupakan penyakit karang yang sudah ada sejak 1970 lalu namun hingga saat ini belum banyak orang yang ahli di bidang coral diseas, sehingga saat ini sudah banya jenis contoh-contoh coral diseas dan diperlukan ahli di bidang ini khususnya para mahasiswa ilmu kelautan. mohon doanya para pembaca Insya allah ini menjadi Tema Penelitianku dan Kerja Praktekku.

Dibawah ini ada ppt untuk menambah pemahaman kita :


Penulis : Aziz Mukhsin (ILMU KELAUTAN UNSOED '11)
Pin BB : 7DFA8742

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

11 Instansi Pemerintah yang Menerima Magang Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Assalamualaikum Kerja praktek adalah salah satu rangkaian dari tugas akhir (TA), kerja praktek ini biasa dilakukan pada mahasiswa semester 5 ke atas, khususnya untuk mahasiswa eksakta seperti perikanan dan kelautan kerja praktek adalah prasyarat untuk mengambil seminar penelitian dan skripsi. Berikut 11 instansi-instansi pemerintah yang menerima mahasiswa perikanan dan kelautan untuk magang, kerja praktek dan penelitian. Bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA LAPAN) Tema: 1. Pesisir dan Laut (Pulau Kecil Terluar, Mangrove dan Terumbu Karang), 2. Perikanan (Zona Potensial Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a). Alamat: Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. (021) 8710065 Fax. (021)8722733 Website: http://pusfatja.lapan.go.id/ 2. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Tema: 1. Pasang Surut, 2. Suhu Permukaan laut, 3. Peta Daerah penangkapan Ik...

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

PENDAHULUAN Konsep ekosistem merupakan suatu konsep yang kompleks, karena di dalamnya terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya, yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis, menggunakan energi matahari dengan cara mengkonsumsi produsen (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai makana. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas organic yang sangat tinggi (Burke et al, 2002). Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Di tengah samudra yang miskin bisa terdapat pulau karang yang produktif hingga kadang-kadang terumbu ka...

Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis 10

Assalamualaikum... Setelah melihat beberapa kali seminar proposal, ada satu hal yang membuat saya merasa ada sesuatu yang kurang dari proposal penelitian-penelitian itu, padahal saya belum seminar proposal. hehe. Langsung saja ya, sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu PETA LOKASI PENELITIAN... Peta yang dibuat dan digunakan pada proposal penelitian menurut saya belum standar, KENAPA ? Karena syarat-syarat peta di Proposal Penelitian tersebut tidak terpenuhi, contohnya tidak ada arah mata angin, keterangan titik penelitian, graticul dan lain lain... contoh petanya kaya gini. PETA LOKASI PENELITIAN     Dari contoh gambar diatas, kemudian pasti kita akan bertanya-tanya, contoh pertanyaan yang simple saja lah, lokasi penelitiannya pada derajat berapa ya ? hehe...  Nah, maka dari itu kemudian saya tertarik untuk menulis tentang Cara Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis. Tulisan saya kali ini, InsyaAllah akan lebih ke Tutorial bagaimana c...