Skip to main content

Rantai Makanan Pada Ekosistem Padang Lamun (Seagrass)

Ekosistem Padang Lamun


Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal (Wood et al. 1969). Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Lamun senantiasa membentuk hamparan permadani di laut yang dapat terdiri dari satu species (monospesific; banyak terdapat di daerah temperate) atau lebih dari satu species (multispecific; banyak terdapat di daerah tropis) yang selanjutnya disebut padang lamun. Menurut Shepard et al (1996), ekosistem padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan serta mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Ekosistem padang lamun merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat panting bagi perairan wilayah pesisir.
Secara taksonomi lamun (seagrass) termasuk dalam kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas di lingkungan laut yang umumnya hidup di perairan dangkal wilayah pesisir. Distribusi lamun sangatlah luas, dari daerah perairan dangkal Selandia baru sampai ke Afrika. Dari 12 genera yang telah dikenal, 7 genera diantaranya berada dan tersebar di wilayah tropis (Den Hartog, 1970). Diversitas tertinggi ialah di daerah Indo Pasifik Barat. Komunitas lamun di wilayah ini mempunyai diversitas yang lebih kompleks dibanding yang berada di daerah sedang (Poiner & Robert., 1986).
Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu lamun, terumbu karang serta mangrove. Bersama-sama ketiga ekosistem tersebut membuat wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan produktif. Komunitas Lamun sangat berperan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari lingkungan pesisir. Pola zonasi padang lamun adalah gambaran yang berupa rangkaian/model lingkungan dengan dasar kondisi ekologis yang sama pada padang lamun. Aktivitas manusia di sekitar pesisir dapat berupa pertanian, peternakan dan pelabuhan tradisional serta pemukiman penduduk. Aktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan pesisir akan mengakibatkan perubahan komunitas lamun sebagai penunjang ekosistem pesisir.
McRoy & Hefferich (1977) menyatakan bahwa, padang lamun di daerah tropis merupakan ekosistem alam yang paling produktif. Data yang pernah diperoleh, produktifitasnya bisa sampai 1.300 sampai dengan 3000 gr berat kering /m2/ tahun (Zieman 1975). Selain produktifitasnya yang tinggi, lamun juga mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tinggi (Wood et al., 1969).
Saat air surut, daun-daun lamun jenis enhalus acoroides terlihat menyembul di permukaan sehingga burung-burung berdatangan dan mencari makan diantara daun-dauan lamun tersebut. (Nontji, 1987). 

Lamun mempunyai beberapa funsi penting lainnya, yaitu :

1. Sebagai Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer paling tinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).

2. Sebagai Habitat Biota
Lamun menyediakan tempat bagi hewan-hewan laut untuk berkembangbiak, memijah, padang pengembalaan dan makanan bagi beberapa jenis ikan herbivora dan ikan karang. Lamun juga memberikan perlindungan dan tempat menempel untuk berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Lamun memberikan rumah bagi banyak biota laut.(Kikuchi & Peres, 1977).

3. Sebagai Penangkap Sedimen
Daun lamun yang lebat mampu memperlambat kuat aliran arus air yang menalir di laut sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaaan. Sehingga komposisi dari substrat tetap stabil dan terjamin.Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen dapat mencegah erosi ( Gingsburg & Lowestan 1958).


4. Sebagai Pendaur Zat Hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.

Rantai Makanan

Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%-90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia ( Surya,2012).
Sistem rantai makanan merupakan sebuah siklus, semua kehidupan hewan bergantung pada kemampuan tumbuh-tumbuhan hijau untuk berfotosintesis. Di laut, fitoplankton merupakan produsen makanan yang utama, tingkat selanjutnya adalah pemindahan energi dari makanan utama tersebut ke dalam rantai makanan (Romimohtarto, 2009). Fungsi dari rantai makanan ini adalah untuk menjaga jumlah makhluk hidup didalamnya, dan jangan sampai jumlah pemangsa lebih banyak daripada jumlah mangsanya karena hal ini akan mengakibatkan kepunahan makhluk hidup. Tipe rantai makanan dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain)
Rantai makanan ini diawali oleh tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai makanan rerumputana misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora.

2. Rantai makanan sisa (detritus food chain)
Rantai makanan ini di awali dari sisa-sisa organisme mati (detritus). Organisme yang memakan detritus disebut detrivora. Rantai makanan detritus misalnya: detritus-detrivora-predator.

Pembahasan

Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan (Wimbaningrum, 2003). Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal yang disusun oleh satu jenis lamun saja atau vegetasi campuran yang disusun mulai dari 2 sampai 12 jenis lamun yang tumbuh bersama pada suatu substrat (Kirkman, 1985 dalam Kiswara dan Winardi, 1997). Pengertian lamun sendiri menurut Den Hartog (1970) dalam Kiswara (1997) yaitu tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang tumbuh dan berkembang baik pada dasar perairan laut dangkal, mulai daerah pasang surut (zona intertidal) sampai dengan daerah sublitoral. Peranan padang lamun secara fisik di perairan laut dangkal adalah membantu mengurangi tenaga gelombang dan arus, menyaring sedimen yang terlarut dalam air, dan menstabilkan dasar perairan (Fonseca et al., 1987 dalam Kiswara dan Winardi, 1997). Selain itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaring rantai makanan, baik yang didasari oleh rantai herbivora maupun detrivor (Kiswara dan Winardi, 1997).
Pada ekosistem padang lamun, rantai makanan terdiri dari berbagai tingkatan trofik yang mencakup proses dan pengangkutan detritus organik dari ekosistem lamun menuju konsumen yang lain. Gambar dibawah ini adalah rantai makanan dan energi pada ekosistem padang lamun di laut.


Gambar 1. Rantai Makanan dalam Ekosistem Lamun (Fortes 1990)



Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa sumber energi utama pada ekosistem padang lamun adalah cahaya matahari. Cahaya tersebut digunakan oleh lamun dan fitoplankton sebagai produsen untuk berfotosintesis. Setelah itu rantai makanan tersebut dibagi dalam 2 bagian, yaitu rantai makanan detritus dan rantai makanan merumput.

Pada rantai makanan rerumputan, sumber nutriennya secara langsung adalah tumbuhan lamun itu sendiri yang daunnya dimakan oleh konsumen tingkat pertama yaitu dugong, penyu, ikan beronang dan bulu babi. kemudian konsumen tingkat pertama ini dimakan oleh predator kecuali bulu babi, bulu babi itu sendiri dimakan oleh ikan buntal sebagai konsumen kedua. Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab dapat merusak ekosistem padang lamun dan hal itu pun dapat merusak rantai makanan yang terjadi didalamnya. Jika saja terjadi kerusakan tingkatan trofik atau produsen akan memutuskan rantai makanan dan keseimbangannya terganggu. Maka dari itu kita sebagai manusia harus merawat dan menjaga kelestarian ekosistem yang berada di laut seperti ekosistem lamun, terumbu karang dan mangrove.

Sedangkan pada rantai makanan detritus, guguran daun sebagai sumber nutrient yang diurai oleh bakteri, kemudian detritus itu dimakan oleh cacing, udang dan kepiting yang sebagai konsumen pertama. Setelah itu hewan-hewan tersebut dimakan oleh ikan sedang sebagai konsumen tingkat dua. Konsumen tingkat kedua pun dimakan oleh ikan besar. Ikan hiu dan burung laut sebagai predator yang menduduki tingkatan trofik paling tinggi memakan konsumen tingkat dua dan ikan besar sebagai konsumen tingkat tiga. Saat predator tersebut mati dan jasadnya akan diurai oleh bakteri sebagai detrivor yang menguraikan materi dari bangkai predator tersebut, agar detrivor itu akan dikonsumsi kembali oleh konsumen pertama dan begitulah seterusnya.

Guguran daun tidak semua menjadi detritus, karena ada juga sebagian yang menjadi bahan organik terlarut dan bahan organik tersebut akan dimanfaatkan oleh fitoplankton yang sebagai produsen. Produsen tersebut akan dikonsumsi oleh zooplankton yang sebagai konsumen pertama. Setelah itu zooplankton tersebut akan dimakan oleh ikan kecil yang sebagai konsumen tingkat dua. Ikan kecil ini akan kembali dimakan oleh ikan sedang dan pada akhirnya transport energi dan materi akan masuk kedalam rantai makanan detritus. Sumber bahan organik terlarut tidak hanya berasal dari dalam ekosistem tetapi ada juga yang berasal dari ekosistem terumbu karang dan mangrove.



Kesimpulan



Pada ekosistem lamun terdapat 2 tipe rantai makanan yaitu :

  1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), tumbuhan lamun (nutrien) dimakan dugong, bulu babi (konsumen tingkat pertama), sedangkan bulu babi dimakan ikan buntal (konsumen tingkat kedua)
  2. Rantai makanan sisa (detritus food chain), guguran daun (nutrien), dimakan bakteri, cacing (detrivora), dimakan udang, kepiting (konsumen tingkat pertama), dimakan ikan sedang (konsumen tingkat kedua), dimakan ikan hiu dan burung laut (predator tingkat trofik).


Mahasiswa FPIK UNSOED '10

Comments

  1. 7 Fakta penting ini harus diketahui para penyuka makanan pedas

    http://ghibran.sharethisstory.net/id-635540-2220

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

11 Instansi Pemerintah yang Menerima Magang Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Assalamualaikum Kerja praktek adalah salah satu rangkaian dari tugas akhir (TA), kerja praktek ini biasa dilakukan pada mahasiswa semester 5 ke atas, khususnya untuk mahasiswa eksakta seperti perikanan dan kelautan kerja praktek adalah prasyarat untuk mengambil seminar penelitian dan skripsi. Berikut 11 instansi-instansi pemerintah yang menerima mahasiswa perikanan dan kelautan untuk magang, kerja praktek dan penelitian. Bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA LAPAN) Tema: 1. Pesisir dan Laut (Pulau Kecil Terluar, Mangrove dan Terumbu Karang), 2. Perikanan (Zona Potensial Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a). Alamat: Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. (021) 8710065 Fax. (021)8722733 Website: http://pusfatja.lapan.go.id/ 2. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Tema: 1. Pasang Surut, 2. Suhu Permukaan laut, 3. Peta Daerah penangkapan Ik...

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

PENDAHULUAN Konsep ekosistem merupakan suatu konsep yang kompleks, karena di dalamnya terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya, yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis, menggunakan energi matahari dengan cara mengkonsumsi produsen (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai makana. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas organic yang sangat tinggi (Burke et al, 2002). Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Di tengah samudra yang miskin bisa terdapat pulau karang yang produktif hingga kadang-kadang terumbu ka...

Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis 10

Assalamualaikum... Setelah melihat beberapa kali seminar proposal, ada satu hal yang membuat saya merasa ada sesuatu yang kurang dari proposal penelitian-penelitian itu, padahal saya belum seminar proposal. hehe. Langsung saja ya, sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu PETA LOKASI PENELITIAN... Peta yang dibuat dan digunakan pada proposal penelitian menurut saya belum standar, KENAPA ? Karena syarat-syarat peta di Proposal Penelitian tersebut tidak terpenuhi, contohnya tidak ada arah mata angin, keterangan titik penelitian, graticul dan lain lain... contoh petanya kaya gini. PETA LOKASI PENELITIAN     Dari contoh gambar diatas, kemudian pasti kita akan bertanya-tanya, contoh pertanyaan yang simple saja lah, lokasi penelitiannya pada derajat berapa ya ? hehe...  Nah, maka dari itu kemudian saya tertarik untuk menulis tentang Cara Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis. Tulisan saya kali ini, InsyaAllah akan lebih ke Tutorial bagaimana c...