Skip to main content

Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)

Selamat sore gan, makasih udah mau berkunjung ke blog ane, kali ini saya mau nge-bahas tentang ikan napoleon Cheilunus undulatus, Klasifikasi Napoleon sebagai berikut:

Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Labridae
Genus: Cheilinus
Spesies: Cheilinus undulatus


Pembahasan

Napoleon adalah ikan karang berukuran panjang dan gede, kalo panjangnya sekitar 1,5 meter dan beratnya bisa sampai 180 kg ketika usianya 50 tahun. Buat yang suka diving ikan ini termasuk ikan yang paling menarik karena ikan ini jinak dan gg terganggu sama aktifitas manusia. Selain itu keunikan Napolen adalah lingkar bola mata yang bisa melihat 180 derajat... Luar biasa ya ciptaan Tuhan... Napoleon mencari makan di daerah karang dan makanannya itu seperti sea urchin (Bintang laut), moluska, atau krustasea, Napoleon juga bereproduksi dengan sistem hermafrodit, hemafrodit itu ketika lahir berupa jantan dan ketika tumbuh menjadi dewasa napoleon menjadi betina, perubahan itu terjadi ketika mendekati matang gonad. Unik ya... Habitat si Napoleon itu di terumbu karang yang masih bagus, menurut pengalaman diver napoleon gg bakal ditemukan di area terumbu karang yang udah rusak, pasti yang ngerusak manusia hehehe... makanya kita harus  jaga terumbu karang biar si Napoleon bisa hidup bebas... :)

Napoleon termasuk ikan mahal loh, oleh karena itu banyak nih orang-orang yang tergiur dengan bisnis ikan ini, memang sih ikan napoleon ini punya daging yang lezat, berwarna putih dan gurih, enaknyaa !!! hehehe. Tapi mulai tahun 2004-sekarang napoleon ini termasuk organisme yang "endangered" atau terancam dan masuk dalam appendiks II yang ditetapkan oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN). Di Indonesia sendiri kita bisa menemukan Napoleon di wilayah timur Indonesia seperti Irian, Sulawesi, Kalimantan tapi lagi-lagi manusia yang tergoda dengan bisnis Napoleon sehingga keberadaannya sekarang udah jarang banget padahal Napoleon ini termasuk sumberdaya unggulan bagi penyelam, sebagai hewan yang punya bentuk yang indah, anggun dan gemulai juga bersahabat dengan para penyelam menjadikan Napoleon pengalaman tersendiri yang tak terlupakan.

Napoleon di Hongkong melambangkan status sosial bagi penyantapnya, menu makan ikan ini adalah sio moy, biasanya dihidangkan dalam acara-acara khusus seperti perkawinan, ulang tahun atau hari ibu. Soal harga memang napoleon berkisar $ 80 perkilo sedangkan para taoke membelinya dari nelayan Indonesia hanya sekitar $ 20 perkilo tapi bagi nelayan harga segitu udah lumayan tinggi. Akibatnya penangkapannya tak terkendali, bahkan parahnya nelayan menangkapnya menggunakan racun potasium sianida (NaCN) akibatnya terumbu karangpun mengalami kematian.

Kalo di Indonesia sendiri udah ada peraturan yang mengatur penangkan Napoleon yaitu SK Menteri Pertanian No. 375/Kpts/IK.250/5/95 disebutkan penangkapan cuma diizinkan Menteri Pertanian untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pembudidayaannya bahkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) pun mengharamkan perdagnagan Napolen tapi hingga saat iini implementasinya belum ada. Sama-sama kita tunggu implementasinya, kalo perlu kita yang harus bergerak, ayo pemuda Indonesia selamatkan Napoleon... hehehe

Proses budidaya Napoleon juga termasuk susah karena budidaya jenis Napoleon hanya bisa sebatas pembesaran dengan pengambilan benih dari alam sedangkan pemijahan (penetasan di luar habitat asli) sangat sulit dengan tingkat keberhasilan hanya 2-3 % saja. Permasalahan lainnya menurut illegal, unreported and unregulated (IUU) adalah mengganti label Napoleon dengan nama Ikan Kaka Tua (Grouper) ketika akan dikirim melalui udara. Menurut FAO (Food Agriculture Organization of United Nation) salah satu solusi yang direkomendasikan untuk manajemen Napoleon adalah budidaya Napoleon (Akuakulture).

Menurut peneliti dari Oceanografi Indonesia yaitu Dr Sadovy dan Susanti Suharti kepadatan Napoleon yang ada di Bali hanya berkisar 0.04 ikan/ha, Bunaken 0.38 ekor/ha, Raja Ampat 0.86 ekor/ha, Maratua 0.15 ekor/ha, dan laut Banda 1.60 ekor/ha. Rata-rata kepadatan Napoleon sangat rendah khususnya Napoleon dewasa.

Kesimpulan

Perlu adanya standarisasi metode survey untuk pengukuran populasi Napoleon di Alam melalui kerjasama antara pemerintah dengan membuat peraturan penangkapan Napoleon dan juga meningkatkan perlindungan penangkapan berdasarkan ukuran, wilayah penangkaan dan sebaiknya dibentuk area proteksi (moratorium) yang mana secara penuh dilindungi untuk mendukung kegiatan penelitian dan analisis keamanan. Moratorium bertujuan memberikan kesempatan Napoleon melakukan recovery terhadap populasinya di habitat alaminya.

Semoga Bermanfaat
Jales Veva Jaya Mahe
Salam Maritim

Comments

  1. Hi my friend! I wish to say that this post is awesome, nice written and include approximately all vital infos.
    I would like to see more posts like this .

    my webpage Replica Christian Louboutin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks for your attention... ok, i will read more information about that... thanks for your visiting...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

11 Instansi Pemerintah yang Menerima Magang Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Assalamualaikum Kerja praktek adalah salah satu rangkaian dari tugas akhir (TA), kerja praktek ini biasa dilakukan pada mahasiswa semester 5 ke atas, khususnya untuk mahasiswa eksakta seperti perikanan dan kelautan kerja praktek adalah prasyarat untuk mengambil seminar penelitian dan skripsi. Berikut 11 instansi-instansi pemerintah yang menerima mahasiswa perikanan dan kelautan untuk magang, kerja praktek dan penelitian. Bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA LAPAN) Tema: 1. Pesisir dan Laut (Pulau Kecil Terluar, Mangrove dan Terumbu Karang), 2. Perikanan (Zona Potensial Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a). Alamat: Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. (021) 8710065 Fax. (021)8722733 Website: http://pusfatja.lapan.go.id/ 2. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Tema: 1. Pasang Surut, 2. Suhu Permukaan laut, 3. Peta Daerah penangkapan Ik

Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis 10

Assalamualaikum... Setelah melihat beberapa kali seminar proposal, ada satu hal yang membuat saya merasa ada sesuatu yang kurang dari proposal penelitian-penelitian itu, padahal saya belum seminar proposal. hehe. Langsung saja ya, sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu PETA LOKASI PENELITIAN... Peta yang dibuat dan digunakan pada proposal penelitian menurut saya belum standar, KENAPA ? Karena syarat-syarat peta di Proposal Penelitian tersebut tidak terpenuhi, contohnya tidak ada arah mata angin, keterangan titik penelitian, graticul dan lain lain... contoh petanya kaya gini. PETA LOKASI PENELITIAN     Dari contoh gambar diatas, kemudian pasti kita akan bertanya-tanya, contoh pertanyaan yang simple saja lah, lokasi penelitiannya pada derajat berapa ya ? hehe...  Nah, maka dari itu kemudian saya tertarik untuk menulis tentang Cara Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis. Tulisan saya kali ini, InsyaAllah akan lebih ke Tutorial bagaimana cara pembuatan

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

PENDAHULUAN Konsep ekosistem merupakan suatu konsep yang kompleks, karena di dalamnya terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya, yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis, menggunakan energi matahari dengan cara mengkonsumsi produsen (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai makana. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas organic yang sangat tinggi (Burke et al, 2002). Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Di tengah samudra yang miskin bisa terdapat pulau karang yang produktif hingga kadang-kadang terumbu ka