Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Alhamdulillah, insya allah kali ini saya akan memposting tentang bagaimana cara mengidentifikasi Upwelling dari citra satelit aqua-MODIS dan terra-MODIS, sebelum membahas bagaimana caranya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu manfaatnya mengetahui upwelling di dunia perikanan dan kelautan. Upwelling merupakan fenomena oseanografi naiknya lapisan bawah perairan di suatu lokasi. Cara mudah untuk mengetahui upwelling di perairan dapat dilihat dari karakteristik perairan yang memiliki konsentrasi klorofil-a yang tinggi dan suhu permukaan laut yang rendah. Keuntungan mengetahui Upwelling di bidang perikanan dan kelautan salah satunya sebagai informasi kepada nelayan tempat lokasi penangkapan ikan (fishing ground) yang potensial. Dengan data penginderaan jauh seperti data satelit imagery atau sensory kita akan dapat mengidentifikasi lokasi perairan yang mengalami upwelling pada waktu tertentu. Insya Allah kali ini saya akan membahas khusus tentang penggunaan data satelit imagery mengidentifikasi upwelling di suatu perairan, Pertama: Data imagery merupakan data perekaman satelit dalam bentuk citra atau gambar. Citra atau gambar tersebut didalamnya memiliki Digital Number (DN) parameter oseanografi, Dari Digital Number parameter oseanografi tersebut yang kemudian akan kita gunakan untuk melihat kondisi suatu perairan menggunakan beberapa rumus algoritma.
Beberapa citra yang biasa digunakan untuk mendeteksi upwelling antara lain: Aqua/Terra MODIS, SNPP VIIRS dan NOAA-AVHRR. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan membahas khusus penggunaan citra Aqua/Terra MODIS. Sebenarnya Aqua dan Terra merupakan satelit yang memiliki sensor yang sama yaitu MODIS namun perbedaannya adalah pada orbitnya, jika Aqua Ascending (Atas Kiri-Bawah Kanan) sedangkan pada Terra Descending yaitu kebalikannya (Atas Kanan-Bawah Kiri). Anda Bisa baca selengkapnya DISINI!!!. Satelit Aqua/Terra MODIS merekam konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut, kedua data tersebut yang akan kita gunakan sebagai parameter untuk mengidentifikasi Upwelling di suatu perairan.
Suhu Permukaan Laut
Pertama, Suhu permukaan laut adalah parameter oseanografi yang akan kita gunakan untuk mengidentifikasi fenomena Upwelling. Data citra Suhu permukaan Laut diatas merupakan data citra dari satelit Terra/MODIS pada tanggal 22 dan 24 Agustus 2014. Pengolahan data citra tersebut dilakukan dengan menggunakan softwere Envi dan ArcGis. Berikut Langkahnya; 1. Mengkonversi DN ke Celcius, 2. Membatasi Batas Bawah dan Batas Atas SPL, 3. Simbology, 5. Analisis. Download TUTORIAL PENGOLAHAN AQUA/TERRA MODIS.
Dari data citra tersebut kemudian kita identifikasi fenomena Upwelling. Suhu di gambarkan oleh warna pelangi (rainbow), suhu permukaan laut yang dingin sampai panas digambarkan oleh warna biru sampai merah. Setelah kita mengidentifikasi citra SPL diatas, terlihat perairan di Selatan Sulawesi memiliki gradient warna hijau kuning. Warna hijau kuning merupakan gradient warna menunjukkan perairan tersebut relatif dingin. Setelah kita mengetahui daerah yang memiliki suhu rendah kemudian kita menambahkan data Klorofil-a sebagai pendukung untuk membuktikan apakah daerah tersebut memiliki klorofil yang tinggi atau rendah.
Konsentrasi Klorofil-a
Data klorofil-a diatas merupakan data citra dari satelit Terra/MODIS pada tanggal 22 dan 24 Agustus 2014. Pada area Selatan Sulawesi terlihat konentrasi klorofil-a digambarkan dengan gradient warna kuning merah. Artinya adalah pada daerah tersebut konsentrasi klorofil-a di daerah tersebut tinggi.
Dari kedua parameter SPL dan CHL kita bisa sama sama mengidentifikasi dimana daerah yang memiliki SPL atau CHL yang tinggi atau rendah. Setelah mengamati parameter tersebut kemudian selanjutnya kita sama sama mengidentifikasi terjadinya upwelling. Cara Identifikasi Upwelling dapat dilakukan dengan cara membandingkan parameter lainnya seperti Tinggi Permukaan Laut (SSH) dan Bathimetri pada daerah terebut. Agar hasil yang kita dapatkan semakin valid dan juga agar kita mengetahui proses terjadinya upwelling tersebut secara oseanografi agar nantinya kita bisa menjelaskan kepada orang lain bahwa identifikasi yang telah kita lakukan valid karena didukung oleh berbagai sumber dan parameter oseanografi lainnya. Mungkin seperti itu dulu saya membahas postingan blog dengan judul “Cara Identifikasi Upwelling dari Data Citra Aqua-Terra/MODIS”. Semoga dari pembahasan saya yang singkat ini bisa menambah wawasan Anda dan bisa bermanfaat buat kemashlahatan umat manusia. Aamiin.
Alhamdulillah, insya allah kali ini saya akan memposting tentang bagaimana cara mengidentifikasi Upwelling dari citra satelit aqua-MODIS dan terra-MODIS, sebelum membahas bagaimana caranya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu manfaatnya mengetahui upwelling di dunia perikanan dan kelautan. Upwelling merupakan fenomena oseanografi naiknya lapisan bawah perairan di suatu lokasi. Cara mudah untuk mengetahui upwelling di perairan dapat dilihat dari karakteristik perairan yang memiliki konsentrasi klorofil-a yang tinggi dan suhu permukaan laut yang rendah. Keuntungan mengetahui Upwelling di bidang perikanan dan kelautan salah satunya sebagai informasi kepada nelayan tempat lokasi penangkapan ikan (fishing ground) yang potensial. Dengan data penginderaan jauh seperti data satelit imagery atau sensory kita akan dapat mengidentifikasi lokasi perairan yang mengalami upwelling pada waktu tertentu. Insya Allah kali ini saya akan membahas khusus tentang penggunaan data satelit imagery mengidentifikasi upwelling di suatu perairan, Pertama: Data imagery merupakan data perekaman satelit dalam bentuk citra atau gambar. Citra atau gambar tersebut didalamnya memiliki Digital Number (DN) parameter oseanografi, Dari Digital Number parameter oseanografi tersebut yang kemudian akan kita gunakan untuk melihat kondisi suatu perairan menggunakan beberapa rumus algoritma.
Beberapa citra yang biasa digunakan untuk mendeteksi upwelling antara lain: Aqua/Terra MODIS, SNPP VIIRS dan NOAA-AVHRR. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan membahas khusus penggunaan citra Aqua/Terra MODIS. Sebenarnya Aqua dan Terra merupakan satelit yang memiliki sensor yang sama yaitu MODIS namun perbedaannya adalah pada orbitnya, jika Aqua Ascending (Atas Kiri-Bawah Kanan) sedangkan pada Terra Descending yaitu kebalikannya (Atas Kanan-Bawah Kiri). Anda Bisa baca selengkapnya DISINI!!!. Satelit Aqua/Terra MODIS merekam konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut, kedua data tersebut yang akan kita gunakan sebagai parameter untuk mengidentifikasi Upwelling di suatu perairan.
Suhu Permukaan Laut
Pertama, Suhu permukaan laut adalah parameter oseanografi yang akan kita gunakan untuk mengidentifikasi fenomena Upwelling. Data citra Suhu permukaan Laut diatas merupakan data citra dari satelit Terra/MODIS pada tanggal 22 dan 24 Agustus 2014. Pengolahan data citra tersebut dilakukan dengan menggunakan softwere Envi dan ArcGis. Berikut Langkahnya; 1. Mengkonversi DN ke Celcius, 2. Membatasi Batas Bawah dan Batas Atas SPL, 3. Simbology, 5. Analisis. Download TUTORIAL PENGOLAHAN AQUA/TERRA MODIS.
Dari data citra tersebut kemudian kita identifikasi fenomena Upwelling. Suhu di gambarkan oleh warna pelangi (rainbow), suhu permukaan laut yang dingin sampai panas digambarkan oleh warna biru sampai merah. Setelah kita mengidentifikasi citra SPL diatas, terlihat perairan di Selatan Sulawesi memiliki gradient warna hijau kuning. Warna hijau kuning merupakan gradient warna menunjukkan perairan tersebut relatif dingin. Setelah kita mengetahui daerah yang memiliki suhu rendah kemudian kita menambahkan data Klorofil-a sebagai pendukung untuk membuktikan apakah daerah tersebut memiliki klorofil yang tinggi atau rendah.
Konsentrasi Klorofil-a
Data klorofil-a diatas merupakan data citra dari satelit Terra/MODIS pada tanggal 22 dan 24 Agustus 2014. Pada area Selatan Sulawesi terlihat konentrasi klorofil-a digambarkan dengan gradient warna kuning merah. Artinya adalah pada daerah tersebut konsentrasi klorofil-a di daerah tersebut tinggi.
Dari kedua parameter SPL dan CHL kita bisa sama sama mengidentifikasi dimana daerah yang memiliki SPL atau CHL yang tinggi atau rendah. Setelah mengamati parameter tersebut kemudian selanjutnya kita sama sama mengidentifikasi terjadinya upwelling. Cara Identifikasi Upwelling dapat dilakukan dengan cara membandingkan parameter lainnya seperti Tinggi Permukaan Laut (SSH) dan Bathimetri pada daerah terebut. Agar hasil yang kita dapatkan semakin valid dan juga agar kita mengetahui proses terjadinya upwelling tersebut secara oseanografi agar nantinya kita bisa menjelaskan kepada orang lain bahwa identifikasi yang telah kita lakukan valid karena didukung oleh berbagai sumber dan parameter oseanografi lainnya. Mungkin seperti itu dulu saya membahas postingan blog dengan judul “Cara Identifikasi Upwelling dari Data Citra Aqua-Terra/MODIS”. Semoga dari pembahasan saya yang singkat ini bisa menambah wawasan Anda dan bisa bermanfaat buat kemashlahatan umat manusia. Aamiin.
makasi banget kak sebelumnya penjelasan tentang identifikasi upwelling nya, tapi kak envi kan aplikasi yg berbayar, ada ngga cara pengolahan menggunakan freeware kyk SAGA-GIS atau yg lainnya, soalnya di kampus biasa di olah pake SAGA-GIS dan CDAS
ReplyDeleteEnvi juga ada yang gratis tapi harus pintar2 ngecrak wkwkwk...
ReplyDeleteCara pengolahan untuk SAGA-GIS / CDAS saya belum pernah menggunakannya malah saya baru tahu ada SAGA dan CDAS... hehehe
Terima Kasih.
Dear Mas Aziz boleh minta kontaknya kah? Terima Kasih.
ReplyDeletemas azis ada nggak provider yang berbayar biar bisa dipakai datanya?makasih sebelumnya
ReplyDeletemas azis ada nggak provider yang berbayar biar bisa dipakai datanya?makasih sebelumnya
ReplyDelete