Skip to main content

Eksplorasi Ikan Gelodok (Periophthalmodon schlosseri) Di Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah

Pendahuluan

Distribusi Ikan gelodok (Periophthalmodon schlosseri) tersebar di berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, Singapora, Indonesia, dan Sarawak. Ciri utama dari ikan gelodok dalam genus Periophthalmodon adalah terdapat dua baris gigi pada bagian rahang atas mulut. Spesies jantan dengan panjang 159 mm. Kepala dan tubuh bewarna cokelat kehijauan, dan terdapat garis hitam panjang dari posterior mata sampai keujung punggung mendekati ekor, sedangkan sirip ekor berwarna kehitaman (Murdy, 1989). Ikan gelodok disebut juga dengan mudskipper, karena kebiasaanya melompat-lompat di lumpur. Ciri-ciri yaitu bertubuh bulat memanjang dan memiliki kepala yang bulat dengan ujung tubuh pipih memanjang. Kulit ikan glodok bersisik dan berlendir. Ikan ini mempunyai sepasang sirip pektoral, sedangkan sirip perut terpisah dengan sirip anal, dan sirip punggung (Purwaningsih et al, 2014).

1. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari jenis Ikan gelodok (Periophthalmodon schlosseri) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopteri

Order : Perciformes

Family : Gobiidae

Genus : Periophthalmodon

 
Jenis Periophthalmodon schlosseri
2. Autoecologi

Ikan gelodok dapat mentoleransi perubahan pada salinitas dan suhu yang sangat luas. Hidup di daerah pasang surut sepanjang pantai dan hutan mangrove. Luas hutan mangrove yang semakin menurun menyebabkan habitat ikan gelodok semakin menyusut. Populasi ikan glodok di beberapa kawasan juga semakin menurun yang disebabkan oleh tangkapan berlebih (over fishing), kerusakan habitat, dan pendangkalan (Djumanto, 2012). Menurut T.L.J Chua et al, (2009) setelah diamati, P. Schlosseri banyak tersebar di daerah hutan mangrove saat air surut. Subtrat yang berlumpur cocok untuk habitat ikan gelodok (mudskippers). Dalam penelitian ini juga telah melaporkan bahwa spesies P. Schlosseri disaat surut mencari dan memakan mangsa seperti ikan kecil dan invertebrata lainnya.

Ikan gelodok terlihat seperti penguasa di tepi pantai karena terlihat dari ukurannya yang besar dan distribusinya yang cukup luas di tepi pantai. Periophthalmodon schlosseri dilihat dari perbedaan ukurannya (SL: Panjang dewasa 200-300 mm) dan lebih dominan hidup di tepi pantai dan sungai di dekat hutan mangrove. Sedangkan ukuran juvenile atau remaja (SL: panjang 30-100 mm) dan banyak ditemukan di dasar mangrove dan hidup berdampingan dengan spesies Ps. novemradiatus, Ps. gracilis, Ps. spilotus, Ps. ranongensis and B. Boddarti (Khainorizam, 2013).

A. Sarang dan Wilayah Penyebaran

Spesies ini hidup didalam sarang yang berbentuk lubang di dalam lumpur yang terdapat di daerah estuari hutan mangrove dengan kedalam 40-100 cm. Di permukaan lumpur terdapat beberapa lubang satu atau dua lubang utama untuk keluar-masuk dan lainnya merupakan lubang tambahan. Jarak antara lubang utama dari satu individu dengan dengan individu lain berkisar antara 75-200 cm. Setiap sarang memiliki perbedaan pada kontruksinya, tetapi ada satu kesamaan yakni dalam tiap sarang terdapat satu atau dua bagian saluran yang membesar sebagai tempat ikan dalam sarang. Sarang pada spesies ikan gelodok berbentuk Y yaitu mempunyai dua saluran utama, tanpa saluran tambahan (Hutomo, 1982). Adapun bentuk sarang ikan gelodok dapat dilihat pada Gambar 2.



Gambar 2. Bentuk lubang sarang ikan gelodok, (A) Permukaan tanah (B) dasar pasir; 1= Lubang utama, 2= Lubang dan saluran tambahan, 3= Tempat ikan

Wilayah penyebaran terjadi karena spesimen harus melakukan aktivitas di luar sarang, dan pada jangka waktu tertentu harus kembali ke sarang untuk membasahi tubuhnya. Wilayah penyebaran dari satu individu dengan individu lain dapat tumpang tindih dan tidak dipertahankan. Jika ada individu lain (spesies yang sama) masuk ke dalam teritorialnya akan diserang. Ikan gelodok merupakan spesies yang bersikap waspada, diam dan sirip punggungnya berdiri serta matanya mengawasi gerak-gerak individu lain (Hutomo, 1982)

B. Prilaku Makan

Ikan gelodok jenis (Periophthalmodon schlosser) merupakan hewan karnivora, suka memakan kepiting kecil dan ikan-ikan kecil (Khainorizam, 2013). Sedangkan menurut Hutomo (1982) ikan gelodok dari spesies berbeda seperti Boleophtalmus Boddarti termasuk golongan herbivora, di mana spesies ini memakan algae bentik seperti Diatomae dan Myxcophyeae. Cara makan ikan ini dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, maka mulutnya bergerak seperti sisir, bergerak dengan subtrat ke kiri dan ke kanan pula. Ikan gelodok (P. Schlosseri dan B. Boddarti) mampu menangkap objek di udara. P. Schlosseri dan B. Boddarti seringkali kepala ikan gelodok ini dikerumuni oleh nyamuk, dan pada saat tertentu dua spesies tersebut menyergap nyamuk-nyamuk yang mengerumuninya. Menurut Chih-Ming (2013) menjelaskan bahwa ikan gelodok (Mudskippers) tergolong karnivora dengan memakan organisme kecil seperti polychaetes, krustasea kecil, serangga, ikan kecil, dan puing biologis.

3. Folclore

Sebagian masyarakat melayu Riau Indonesia dan Malaysia, serta masyarakat Cina, Korea dan Jepang mengkonsumsi ikan gelodok raksasa (Periophthalmodon schlosseri) sebagai makanan kesehatan. Mereka percaya ikan gelodok raksasa dapat meningkatkan gairah seksual, melancarkan peredaran darah pada organ genital pria dan wanita, sehingga secara tidak langsung dapat mengobati problem impotensi pada pria. Penelitian Mukhtar et al, (2012) memaparkan setelah di uji pada mencit putih jantan dari pemberian minyak ikan gelodok sangat mempengaruhi aktivitas seksual mencit putih jantan, yaitu terjadinya peningkatan aktivitas seksual. Di Indonesia masih jarang dimanfaatkan, tetapi hasil pernah di terbitkan bahwa ikan gelodok digunakan sebagai obat herbal di Cina, dan beberapa catatan, ada juga (mudskippers) produk dari Jepang.

4. Komposisi Kimiawi

Kandungan asam lemak yang teridentifikasi pada daging ikan glodok segar dan setelah pengolahan adalah 22 jenis. Jenis asam lemak yang teridentifikasi terdiri dari 11 jenis asam lemak jenuh dan 11 jenis asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh tertinggi pada ikan glodok segar adalah asam palmitat (23,00%). Asam lemak mengalami hidrolisa dan kemungkinan juga akan pecah menjadi fragmen rantai pendek. Sedangkan Asam lemak tak jenuh tunggal tertinggi adalah asam palmitoleat sebesar 6,81% pada ikan glodok segar, dan kandungan asam lemak tak jenuh lain adalah asam arakidonat.

Asam linolenat merupakan prekursor asam lemak omega-3 yang dijumpai dalam tubuh manusia yaitu EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Asam lemak tak jenuh jamak rantai panjang pada daging ikan glodok adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA). Rasio antara omega-3 dan omega-6 ikan glodok segar adalah 2,1:1. Dari hasil uji Purwaningsih et al, (2014) bahwa daging ikan glodok (Periophthalmodon schlosseri) memiliki rendemen sekitar (27,31±3,29)%, yang menghasilkan komposisi kimia ikan glodok segar adalah kadar air (79,71±0,98)% (bb), kadar abu (6,87±0,64)% (bk), kadar protein sebesar (81,2±2,74)% (bk), dan kadar lemak (1,50±0,04)% (bk). Ikan gelodok mengakumulasi asam amino bebas dan ammonia pada otot mereka melalui aktivas insang pada proses osmoregulasi (Ansari et al, 2014).

5. Informasi Tambahan

Hasil enzim acetylcholinesterase (AChE) dengan (Periophthalmodon schlosseri) telah terbukti peka terhadap logam berat dengan nilai batas deteksi (LOD) yang dapat digunakan untuk pekerjaan biomonitoring. Hasil penelitian dari K.M. Sabullah et al, (2013) menjelaskan bahwa acetylcholinesterase (AChE) dari Periophthalmodon schlosseri sensitif terhadap logam berat seperti tembaga, kromiumm dan merkuri. Dan juga menegaskan dari sensitivitas ini dapat digunakan untuk mendeteksi logam berat di lingkungan. Informasi mengenai penggunaan AChE sebagai uji biomonitoring untuk logam berat sangat terbatas. Dengan hasil penelitian ini menambahkan data baru dan informasi yang berguna untuk studi biomonitoring masa depan dengan menggunakan enzim. Menurut Ansari et al., (2014) memaparkan bahwa ikan gelodok (mudskippers) mengumpulkan logam berat ke dalam insang, kulit dan juga dalam sistem pencernaan. Jenis logam seperti tembaga (Cu), Seng (Zn), Kadmium (Cd), dan Besi (Fe). Dari data yang didapat, bahwa ikan gelodok (mudskippers) bisa digunakan sebagai indikator pencemaran logam berat. Penggunaan ikan gelodok (mudskippers) telah dilaporkan untuk menyelidiki pencemaran logam berat (Fe, Cu, Zn, Cd dan Pb) di hutan mangrove Sundarbans. Ikan gelodok (mudskippers) tidak mampu menahan pencemaran minyak tidak seperti ikan lainnya, karena ikan ini banyak menghabiskan waktu keluar dari badan air dan kontak langsung dengan air yang tercemari oleh minyak. tingkat hidrokarbon bisa dideteksi pada ikan gelodok yang menunjukkan tercemarnya lingkungan. Mudskippers sangat sensitif untuk Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) di lingkungan pesisir dan secara luas mudskippers juga digunakan sebagai alat monitoring untuk pencemaran laut.


Disusun oleh : Yusuf Khaidir (Ilmu Kelautan 2012 UNSOED)

Comments

Popular posts from this blog

11 Instansi Pemerintah yang Menerima Magang Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Assalamualaikum Kerja praktek adalah salah satu rangkaian dari tugas akhir (TA), kerja praktek ini biasa dilakukan pada mahasiswa semester 5 ke atas, khususnya untuk mahasiswa eksakta seperti perikanan dan kelautan kerja praktek adalah prasyarat untuk mengambil seminar penelitian dan skripsi. Berikut 11 instansi-instansi pemerintah yang menerima mahasiswa perikanan dan kelautan untuk magang, kerja praktek dan penelitian. Bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA LAPAN) Tema: 1. Pesisir dan Laut (Pulau Kecil Terluar, Mangrove dan Terumbu Karang), 2. Perikanan (Zona Potensial Penangkapan Ikan, Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a). Alamat: Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta 13710 Telp. (021) 8710065 Fax. (021)8722733 Website: http://pusfatja.lapan.go.id/ 2. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Tema: 1. Pasang Surut, 2. Suhu Permukaan laut, 3. Peta Daerah penangkapan Ik

Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis 10

Assalamualaikum... Setelah melihat beberapa kali seminar proposal, ada satu hal yang membuat saya merasa ada sesuatu yang kurang dari proposal penelitian-penelitian itu, padahal saya belum seminar proposal. hehe. Langsung saja ya, sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu PETA LOKASI PENELITIAN... Peta yang dibuat dan digunakan pada proposal penelitian menurut saya belum standar, KENAPA ? Karena syarat-syarat peta di Proposal Penelitian tersebut tidak terpenuhi, contohnya tidak ada arah mata angin, keterangan titik penelitian, graticul dan lain lain... contoh petanya kaya gini. PETA LOKASI PENELITIAN     Dari contoh gambar diatas, kemudian pasti kita akan bertanya-tanya, contoh pertanyaan yang simple saja lah, lokasi penelitiannya pada derajat berapa ya ? hehe...  Nah, maka dari itu kemudian saya tertarik untuk menulis tentang Cara Membuat Peta Lokasi Penelitian Menggunakan ArcGis. Tulisan saya kali ini, InsyaAllah akan lebih ke Tutorial bagaimana cara pembuatan

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

PENDAHULUAN Konsep ekosistem merupakan suatu konsep yang kompleks, karena di dalamnya terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara komponen-komponen penyusunnya, yang membentuk hubungan fungsional dan tidak dapat dipisahkan. Di dalam sebuah ekosistem terjadi transfer energi antara komponennya yang bersumber dari sinar matahari melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau berklorofil. Makhluk hidup lain yang tidak memiliki kemampuan berfotosintesis, menggunakan energi matahari dengan cara mengkonsumsi produsen (organisme yang dapat melakukan fotosintesis) dan begitu selanjutnya sehingga terbentuk suatu rantai makana. Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem ini memiliki produktivitas organic yang sangat tinggi (Burke et al, 2002). Demikian pula dengan keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Di tengah samudra yang miskin bisa terdapat pulau karang yang produktif hingga kadang-kadang terumbu ka